Selasa, 09 Desember 2008

PENDIDIKAN IDEAL UNTUK PEMBELAJARAN SENI RUPA

“Meniru Alam” (Mimesis) itulah yang diungkapkan Plato untuk mendefinisikan “human activity” dalam kontek Seni. Esensi yang diungkapkan plato ini mewakili perjalanan seni rupa dalam menemani kehidupan manusia dari masa prasejarah hingga millennium, pada dasarnya seni adalah naluri manusia untuk berkreatifitas dan berekspresi, hal ini tidaklah dipelajari. Gambar Visual pertama dalam sejarah kehidupan manusia ialah lukisan gua yang berfungsii sebagai ritual manusia purba untuk dapat menangkap hewan buruannya, sen mendokumentasikan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah manusia dari seluruh belahan dunia sebelum ditemukannya Fotografi, seni rupa berkembang karena selalu adanya konsep pembaruan (Brand New Concept) dari model-model lama, tanpa ini seni hanyalah sepatu usang yang layak dibuang. Manusia membutuhkan seni oleh sebab itu dibutuhkan generasi yang mewarisi dan meneruskan seni budaya yang telah ada, dan terbentuklah institusi pendidikan seni rupa hingga sekarang.


Seni Rupa dalam konteks pembelajaran untuk institusi pendidikan di Indonesia dewasa ini cukup berkembang, karena kebijakan otonomi daerah maka kurikulum pendidikan seni memberikan kebebasan untuk menentukan ranah materinya sendiri untuk tiap daerah yang disesuaikan dengan budaya daerahnya masing-masing. Materi pendidikan seni rupa untuk sekolah-sekolah di lingkungan perkotaan mungkin akan berbeda dengan sekolah di lingkungan pedesaan, dan mungkin pula akan terjadi saling silang materi pembelajaran (Crossing Culture) untuk tujuan memperkaya perbendaharaan seni, hal ini tergantung pada kreatifitas para pengajar seni rupa dalam menentukan tujuan hasil pembelajarannya, akan mencetak apakah siswa yang dididiknya kelak, seniman atau pekerja seni/tukang? alternatif yang kedua ialah pilihan yang adaptif dengan kondisi kehidupan di Indonesia sekarang.


Pendidikan ideal seperti apakah yang diimpikan dalam pembelajaran seni rupa kita? Penulis berpendapat jawabannya ialah pendidikan yang tidak menjauhi kulturnya dan adaptif dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa untuk bekalnya kelak di masa depan, hal ini harus ditunjang oleh materi yang erat dengan unsur “skill life”, tujuannya ialah agar setelah siswa habis masa belajarnya di sekolah mereka bisa berkarya kreatif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sekedar berekspresi seni, ataupun meneruskan untuk mendalaminya di lembaga pendidikan yang spesifik. Tujuan pendidikan seni rupa ialah membentuk manusia yang kreatif, siswa dididik dan dilatih agar selalu kreatif karena dengan bekal itu mereka akan siap menghadapi masa depan yang sangat kompetitif.

Tidak ada komentar: