Selasa, 09 Desember 2008

SEKILAS MUSIK DI WARUNG KOPI


I don’t care too much about musics. What I like is sounds

Dizzy Gillespie (1917-1993)


NOT ialah Nada, nada ialah “Bunyi” yang membuat kita doyan bernyanyi sendiri di toilet, suara peluit tukang parkir, alarm mobil, bel masuk sekolah, apakah kentut termasuk NOT? atau orang bersendawa? Mungkin ya dan bisa juga tidak..kalau kentut-nya dapat menghasilkan suara-suara yang berbeda dan enak didengar maka akan terjalin suatu Melodi, tapi kalau tidak……pasti akan menyulut Perang Dunia ke-5, jadi sebenarnya apakah “Species” NOT itu??

Bunyi atau gelombang suara yang memiliki tingkatan tinggi dan rendah (Pitch), juga memiliki jarak (Interval) dekat (Half-step) jauh (Whole-step) serta Beat (ritme).

Budaya Musik yang popular dan kita pelajari selama ini yang bersumber dari Musik Barat hanya menggunakan 7 Alphabet (A,B,C,D,E,F,G) kita tidak akan mendapatkan nama NOT Q,H,K,L,…….dalam Musik, lalu bagaimana dengan keyboard atau piano yang memiliki nada kurang lebih 88 knop? Nada didalamnya tetap A-G, maka setelah selesai G akan disambung lagi dengan A, dan begitu seterusnya.

Musik ditulis dalam Staff (garis birama) terdiri dari 5 garis Horizontal yang parallel saling berhubungan, diantara ke-5 garis tersebut secara otomatis menciptakan 4 ruang (Spasi). Cobalah buka kelima jari kita lebar-lebar, dan kita akan mendapatkan 4 ruang kosong (Space) diantara jari-jarinya.

Seperti juga karya tulisan dalam kertas yang berisi cerita, maka karya musik tidak jauh berbeda, kalau karya tulisan disusun dengan Alphabet lengkap (26) maka Musik hanya menggunakan 7 alphabet saja, yang berbeda hanyalah media reseptor-nya (penerima) jika tulisan dinikmati oleh mata (Visual)…..maka Musik dicerna oleh telinga (Akustikal).

Intisarinya ialah semua Musik mempunyai cerita…………dari karya musik Folk daerah (Traditional), Johan Sebastian Bach sampai Metallicca…itulah sebabnya mengapa Musik selalu mempunyai Judul seperti juga Novel atau Karya Sastra.

Orang awam tidak membutuhkan intelegensi dan intelektual yang tinggi untuk menikmati karya musik..apakah orang yang suka mendengar DANGDUT, JAZZ, POP MODERN sampai NASYID harus kuliah musik? Itulah sebabnya mengapa Musik memiliki bahasa UNIVERSAL, bisa dinikmati siapa saja sesuai dengan selera telinga.

Sehingga dibedakan antara Musisi (Pemusik) Komposer (Pencipta) dan Apresiator (penikmat musik), selera apresiator bisa berkenaan dengan segi kualitas musik, tetapi bisa juga kualitas dikesampingkan yang penting matching (cocok) dengan kondisi hatinya, dan melihat kualitas apresiator musik di Indonesia memang yang disebutkan belakangan lebih mendominasi kuantitasnya daripada yang pertama.

Satu lagi elemen Musik yang paling Urgent (sangat penting) ialah BEAT, boleh disebut kalau beat adalah detak jantung(Heartbeat)nya musik, beat yang sering membuat kaki kita secara sadar atau tidak, suka menghentakkan kaki pada sesuatu atau benda, beat yang membuat orang meliukkan badan di lantai dansa, merangsang seluruh organ tubuh untuk bergerak mengikuti ritme irama, beat yang cepat membuat nafas cepat dan detak jantung kita berdetak lebih cepat, dan musik dengan beat yang lambat membuat kita relax dan lebih tenang apabila kita menikmatinya, tapi apabila tidak….bisa menjadi hal yang membosankan dan segera memindahkan channel TV atau mematikan pemutar musik.

Musik tanpa Beat seperti manusia yang jantungnya tidak berdetak, karena musik adalah Life, So Live up your Music!!..



*Tulisan ini lebih enak dibaca kalau sambil ngopi dan tiduran..dan tulisan ini BUKAN-lah Teori Musik walaupun mengambil beberapa teori didalamnya

(02.30) 09 september 2008

Tidak ada komentar: